Tanggulangi Organisme Pengganggu Tanaman, BPTP Ajak Stop PESTISIDA dan Buat POC Sendiri

IBN 19 September 2017 15:52:17 WIB

Plembutan (SID) – Senin 19 September 2017 Balai Proteksi Tanaman Pertanian (BPTP) – Dinas Pertanian DIY mengunjungi Kelompok Tani Sido Rukun 1 di Padukuhan Wiyoko Utara Desa Plembutan. Kunjungan ini dalam rangka Gerakan Pengendalian Hortikultura dan Pengembangan Sistem Perlindungan Hortikulturan. Seperti diketahui, sejak empat bulan yang lalu Kelompok Tani Sido Rukun 1 mulai menanam cabai, bahkan sudah beberapakali memanen cabai.

Kunjungan dari BPTP ini selain disambut oleh para petani cabai, juga disambut pula oleh Perangkat Desa Plembutan, PPL, Kelompok Tani dan juga masyarakat Wiyoko Utara. Selain meninjau tanaman cabai, BPTP juga berkesempatan membagikan pengetahuan tentang organisme pengganggu tanaman cabai, Bapak Paryoto (Seksi Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman) dalam sambutannya sangat mengapresiasi semangat petani cabai di Kelompok Tani Sido Rukun 1.

Kepada Kelompok Tani, beliau menyampaikan beberapa hal terkait dengan sektor pertanian khususnya komoditas cabai. Hasil pertanian dari Kelompok Sido Rukun 1 memang tidak mengecewakan namun harus diperhatikan, sebab saat ini tidak lagi terlihat pohon cabai yang berbunga, penanaman cabai yang baik seharusnya akan selalu terlihat bunga selama kurang lebih satu bulan berturut-turut, hal ini akan berpengaruh pada kuantitas panen cabai. Kondisi ini bisa diperbaiki dengan memacunya melalui penggunaan pupuk organi cair (POC) yang bisa dibuat sendiri. Bahan untuk membuat POC adalah :

  1. Leri 1 ember
  2. Gula pasir 0,5 ons
  3. Terasi secukupnya
  4. Buah- buahan yang dicacah-cacah
  5. Rendaman tunggak bambu 1 gelas

Bahan-bahan tersebut dimasukkan kedalam wadah tertutup, dan buka tutup serta diaduk tiap pagi selama satu minggu. Untuk poc yang lebih baik, bisa ditambahkan urin sapi atau urin kambing. POC ini kemudian di aplikasikan seminggu sekali, bisa dengan cara di semprot pada daun atau di kucurkan pada batang.

Selain bunga yang kurang, tanaman cabai di lokasi ini juga diserang tungau dan lalat buah, untuk mengatasi lalat buah cukup menggunakan lem khusus. Namun untuk tungau perlu penanganan khusus. Bapak Paryoto sangat tidak menganjurkan penggunaan pestisida, karena pestisida ini bersifat racun dan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem serta kesehatan manusia dalam jangka panjang. Cukup menggunakan air bilasan cucian dengan perbandingan 1:2 dan disemprotkan pada sore hari. Penyemprotan di pagi atau siang hari akan sia-sia sebab tungau bersembunyi didalam bunga. Untuk masa tanam berikutnya bisa diantisipasi dengan memanfaatkan predator alami, hal ini dapat dilakukan dengan cara memancing predator agar datang dan berkembang biak di lokasi pertanian, caranya cukup mudah yaitu dengan cara menanam jagung satu bulan sebelum cabai ditanam. Jagung ditanam di sekeliling lokasi pertanian atau setiap 5 bedengan diselingi 1 bedengan untuk jagung. Selain jagung juga dengan cara menempatkan jerami disekitar lahan pertanian. Jagung dan jerami ini akan mengundang predator alami.

Dengan penggunaan poc dan memanfaatkan predator alami ini, diharapkan para petani tidak lagi menggunakan pestisida karena efek jangka panjangnya sangat merugikan.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

YoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PROFIL KALURAHAN PLEMBUTAN

Translate

PENGADUAN MASYARAKAT